MAKALAH DESTILASI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Destilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada proses
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa,
dan termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal dari
destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton. Hukum Dalton dan
Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat menggambarkan apa yang terjadi
selama destilasi, yaitu menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan pada
cairan yang mendidih selama proses destilasi.
Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan
segera terbentuk setelah campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan
saling kontak sedemikian hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat
dalam campuran akan terdistribusi dalam
kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari
cairannya, kemudian dikondensasikan
membentuk destilat (kondensasi uap menjadi cairan), dan residu.
Terdapat berbagai
macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi
tekanan rendah, destilasi uap air, dan microscale
destilasi. Dalam prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung pada sifat
cairan yang akan dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya. Sedangkan komponen dari alat destilasi yaitu tabung
reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.
Secara teori, hasil destilasi dapat mencapai
100% dengan cara menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer, dapat pula dengan
menggunakan destilasi
azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik
dan dua destilasi
tambahan dengan
menggunakan penggunaan cornmeal
yang dapat menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun,
secara praktek tidak ada destilasi
yang mencapai 100%.
Salah satu penerapan terpenting dari metode
destilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus
seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, dan pemanas.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pengertan dan sejarah destilasi?
2.
Bagaimana cara penetapan metode destilasi?
3.
Bagaimana penjelasan prinsip kerja destilasi?
4.
Bagaimana penjelasan mengenai komponen alat destilasi ?
5.
Bagaimana penjelasan bebarapa macam pembagian destilasi?
6.
Bagaimana bentuk pengaplikasian destilasi dalam
lingkungan sekitar?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini yaitu:
1.
Mendeskripsikan pengertian dan sejarah destilasi.
2.
Mendeskripsikan tentang metode destilasi.
3.
Mendeskripsikan prinsip kerja destilasi.
4.
Mendeskripsikan komponen alat destilasi.
5.
Mendeskripsikan
beberapa macam destilasi.
6.
Mendeskripsikan
pengaplikasian destilasi dalam lingkungan sekitar.
1.4 Manfaat
Ada dua manfaat yang dikembangkan dalam makalah ini yaitu
pertama adalah yang berhubungan dengan pengembangan teoretis dan yang kedua
hal-hal yang bersifat praktis. Manfaat yang berhubungan dengan pengembangan
teoretis yaitu untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Manfaat yang terkait
dengan hal yang bersifat praktis, dapat memberi informasi tentang materi yang
terkait.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang
mudah menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut dengan
destilat.
Beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian destilasi adalah sebagai berikut :
a. Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi
adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu campuran
berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing komponen dengan
menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.
b. Menurut GG.Brown (1987), destilasi
adalah suatu metode operasi yang digunakan pada proses pemisahan suatu komponen
dari campurannya dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah berdasarkan
perbedaa titik didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara
distilasi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:
1. Proses penguapan
atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan
2. Proses pembentukan
fase seimbang
3. Proses pemisahan
kedua fase seimbang
c. Menurut Herry
Santoso (1997), proses pemisahan secara destilasi dapat dilakukan terhadap
campuran yang terdiri dari komponen sebagai berikut:
-
Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup
- Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi
-Tidak
membentuk campuran azeotrop
2.2 Sejarah Destilasi
Destilasi
pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya
perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaanakan spritus Hypathia
dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi
dan Zosimus dari Alexandria-lah yang
telah berhasil
menggambarkan
secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern
distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam pada
masa
kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol menjadi
senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Kemudian
teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 - 873). Salah satu
penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah
menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,
pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Metode
Destilasi
Metode
destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
Hukum
raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan parsial uap
komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara tekanan
uap komponen murni A (PAmurni) dan fraksi molnya XA
PA
= PAmurni . XA (1)
Sedang tekanan uap
totalnya adalah,
Ptot
= PAmurni . XA + PBmurni
. XB (2)
Dari persamaan tersebut di atas
diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran cairan biner tergantung pada
tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam campuran.
Menurut hukum dalton adalah tekanan gas
total suatu campuran biner, atau tekanan uap suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing komponen A dan
B (PA dan PB)
P
= PA + PB (3)
Hukum Dalton dan Raoult merupakan
pernyataan matematis yang dapat menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi,
yaitu menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih
selama proses destilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih akan memiliki
komposisi yang berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap
komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol
dan tekanan uapnya lebih besar). Komposisi uap dan cairan terhadap suhu
tersebut dapat digambarkan dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.

Jika
uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu tertentu, komposisi
campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik didih lebih
tinggi akan meningkat di dalam campuran. Karena komposisi campuran cairan
berubah, maka titik didih akan berubah, biasanya yang diukur adalah suhu uap.
3.2
Prinsip kerja Destilasi
Destilasi
adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur dengan
cairan lain yang titik didihnya berbeda, cairan yang dikehendaki kita didihkan
sampai menguap, lalu cairan itu dilewatkan melalui alat pengembunan
(kondensor). Air murni yang kita pakai di labolatorium diperoleh dengan cara
destilasi yang biasa disebut aquades atau air suling.
Destilasi
juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu
suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang
terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi
melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi
merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan
untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan
atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara
fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen
dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi
cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya
cukup dapat menguap.
Beberapa
teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di
laboraturium dan industri. Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan sebagainya. Pemisahan
dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan
dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat
mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen
berbeda-beda pada suhu yang sama. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung
pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran.
Ada
beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi
atau memindahkan pelarut
sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan
uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih
rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi
dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
3.3
Komponen Alat Destilasi Sederhana

Gambar
2.1 Alat destilasi sederhana
Keterangan
: 1. wadah air
2.
labu distilasi
3.
sambungan
4.
termometer
5. kondensor
6.
aliran masuk air dingin
7.
aliran keluar air dingin
9.
lubang udara
10.
tempat keluarnya distilat
13.
pemanas
14.
air pemanas
15.
larutan zat
Secara garis besar, komponen alat
destilasi adalah sebagai berikut :
a. Tabung
reaktor
Tabung reaktor
berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas).
Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan dengan
menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
b.
Kondensor
(Pendingin)
Kondensor
berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan
kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
c. Pipa
penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk
spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan menyalurkan gas dari tabung
reaktor ke condenser.
d. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk
mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku
menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah mendapatkan bahan bakar
maka digunakan kompor gas yang menggunakan bahan bakar LPG.
3.4 Macam- Macam
Destilasi
Pada dasarnya distilasi menurut
penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1.
Destilasi
menggunakan uap
Destilasi uap
meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi dengan cara open steam,
dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di dalam sistem distilasi baik
pada proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya distilasi dilakukan dengan
penambahan komponen inert seperti nitrogen, karbondioksida, flue, dan
sebagainya.
Destilasi
uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:
a.
Untuk
memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari sejumlah bahan
masukan.
b.
Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar
pada bahan yang mempunyai titik didih tinggi.
c.
Untuk
mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas yang
mempunyai titik didih lebih tinggi.
2.
Destilasi
menggunakan reboiler
Destilasi dengan
menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat penukar
panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil
bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas
permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya harus menghentikan
operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.
Selanjutnya, ada
beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
a. Distilasi
Sederhana
Pada
destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan
Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi
untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol. Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar
untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.

Gambar 2.2. Destilasi sederhana
b. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi
destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan
komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan
distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom
ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak
volatil cairannya.

Gambar.
2.3 Destilasi Fraksi
Saat
uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk
cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal
dan diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi
tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-lahan.
Uap
campuran akan terus terbentuk dan
bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan
cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi panasnya pada
cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk
uap baru. Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik
didih rendah dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas
dan berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada
kolom fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar
mengandung cairan dengan titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%,
tergantung panjang kolom. Uap ini berkondensasi dan ditampung.
c. Destilasi Uap
Destilasi
uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai
200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu
destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.
Aplikasi
dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak
eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk
ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap
dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu
distilat.

Gambar.
2.4. Destilasi Uap
d. Destilasi Vakum
Destilasi
vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat
dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi
ini.

Gambar
2.5. Siklus destilasi
Selain itu ada
beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya
ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa
dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik
didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses
ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang
lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan
titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang
lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi
Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam
memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks
/ Destruksi
Refluks
dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi
Kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.
3.5
Aplikasi Metode Destilasi
Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan
minyak atsiri. Metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan
dengan 3 cara, antara lain :
1. Penyulingan
dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
2. Penyulingan
dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
3. Penyulingan
dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan
atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik
minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek
panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
1. Destilasi adalah metode
pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap. Prosesnya meliputi
penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi
uapnya menjadi cairan, disebut dengan destilat.
2. Metode
destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
3.
komponen dari alat
destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.
4.
Macam- Macam
Destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi
uap, dan destilasi vakum.
5. Pengaplikasian
dari metode destilasi yang paling umum dijumpai adalah pembuatan minyak atsiri.
4.2 Saran
Setelah mengetahui
tentang proses destilasi dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan untuk
diaplikasikan dikehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun untuk
lingkungan masyarakat luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad.
Y. 2007. Alcohol and distilation of wine in Arabic sources. Online. http://alcohol and distiltion/wekipedia.html (Akses
16 Maret 2017)
Anwar.
N. 2009. Destilasi. Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan Teknologi
Pangan. Universitas Pasundan. Bandung
Bacher.
AD. 2007. Chemistry distilation. Online. http://distilasi wikepedia bahasa
indosia/ensiklopedia bebas.html (Akses 16 Maret 2017)
Chang.
R. 2007 Distilation. Edisi ke-9. New York. Mc Graww- Hill
Mahardikha.
P.A.S. 2012. Destilasi. Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan Teknologi
Pangan. Universitas Pasundan. Bandung
Syukri.
S. 1999. Kimia Dasar jilid 1. Bandung. ITB
Silberberg.
MS. 2006. Chemistry the molecular nature of matter and change. Jurnal. Edisi ke-4. New York. Mc Graww-Hill
Komentar
Posting Komentar